Pertempuran Lima Hari

Pertempuran Lima Hari
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Tugu Muda di Semarang untuk memperingati pertempuran
Tanggal15–19 Oktober 1945
LokasiSemarang, Jawa Tengah, Indonesia
Hasil Gencatan senjata
Pihak terlibat
 Indonesia  Jepang
Tokoh dan pemimpin
dr. Kariadi  
Wongsonegoro
Kido Shinichirō
Pasukan
Pemuda Indonesia
BKR
Polisi
Batalyon Infanteri Khusus ke-5 (Kido Butai), Yagi Butai (batalion Resimen Infanteri ke-42, Divisi ke-5, Angkatan Darat ke-2), dan unit-unit yang lebih kecil
Kekuatan
7.000 441[1]–949[2]
Korban
2.000 orang tewas (termasuk warga sipil) 150–850 orang tewas
61 terluka
231 hilang

Pertempuran Lima Hari adalah adalah bentrokan antara pasukan Jepang dari Tentara Keenambelas dan pasukan Indonesia yang terdiri dari personil Badan Keamanan Rakyat dan pemuda pada bulan Oktober 1945 di kota Semarang, Jawa Tengah. Pertempuran ini dianggap sebagai bentrokan besar pertama yang melibatkan militer Indonesia.

Dengan menyerahnya Jepang, pihak berwenang Indonesia berusaha untuk menyita senjata Jepang untuk mengantisipasi kembalinya Belanda. Ketegangan meningkat setelah garnisun Semarang menolak untuk menyerahkan senjata mereka, dan setelah sebuah insiden yang memicu pembantaian warga sipil Jepang, pertempuran pun pecah antara pasukan Jepang dan Indonesia.

  1. ^ Panitia Penyusunan Sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang 1977, hlm. 156.
  2. ^ Panitia Penyusunan Sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang 1977, hlm. 114.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search